Setelah lama gak update science sekarang gw mau bahas tentang capung
sob. Yup!
capung yang kita kenal selama ini ternyata memiliki struktur
tubuh yang canggih dan luar biasa. Jauh mengalahkan semua alat modern
yang kita kenal saat ini. Manusia telah mencoba berbagai macam cara
untuk dapat terbang. Sejak pesawat terbang pertama dibuat kira-kira
seratus tahun yang lalu, ribuan model pesawat udara yang berbeda telah
dirancang. Ilmuwan yang tak terhitung jumlahnya telah mencoba membuat
mesin terbang yang lebih baik sampai akhirnya mereka mampu membuat mesin
terbang terkini dengan disainnya yang mengagumkan.
1. Lebih hebat dari helikopter
Terbang
adalah keahlian yang hebat, tapi kegunaannya tergantung pada sejauh
mana ia dapat dikendalikan. Sebenarnya, untuk dapat melayang pada posisi
tetap di udara atau mendarat di tempat yang diinginkan adalah sama
pentingnya dengan kemampuan terbang itu sendiri. Untuk itulah, manusia
merancang pesawat terbang dengan kemampuan manuver yang tinggi, yaitu
helikopter. Helikopter mampu melayang di udara pada posisi tetap dan
lepas landas secara tegak lurus. Karena keuntungan militer inilah,
berbagai negara telah menyediakan dana dalam jumlah tak terbatas untuk
pengembangan helikopter. Akan tetapi, penelitian terkini telah menemukan
fakta yang sangat mencengangkan. Teknologi penerbangan helikopter
modern ternyata sangat tertinggal jauh dibanding dengan seekor makhluk
mungil yang mampu terbang. Makhluk ini adalah capung.
Sistem penerbangan capung adalah sebuah keajaiban disain dengan teknologi terbang yang mengalahkan semua mesin buatan manusia.
Dengan
alasan inilah, disain model terakhir helikopter Sikorsky yang terkenal
di dunia, dibuat menggunakan disain capung sebagai model. Dalam proyek
ini, perusahaan IBM membantu mendisain Sikorsky dengan memuat
gambar-gambar capung dalam komputer khusus. Setelah itu, dengan
mengambil contoh capung, ribuan ilustrasi dibuat dalam komputer.
Kemudian, dengan mencontoh teknologi terbang capung, dibuatlah model
helikopter Sikorsky.
Singkatnya, tubuh seekor serangga kecil
memiliki disain lebih unggul dari rancangan manusia. Teknologi
penerbangan capung dan disain sayapnya mengemukakan suatu fakta bahwa
makhluk kecil ini memperlihatkan kepada kita disain menakjubkan. Capung
memiliki dua pasang sayap yang ditempatkan secara diagonal pada
tubuhnya, ini memungkinkannya melakukan manuver sangat cepat. Capung
dapat mencapai kecepatan lima puluh kilometer per jam dalam waktu sangat
singkat, hal yang sungguh luar biasa bagi seekor serangga. Seorang
atlit olimpiade dalam perlombaan lari seratus meter, hanya mampu berlari
tiga puluh sembilan kilometer per jam.
2. Giroskop alami pada capung
Ada satu persyaratan lagi bagi penerbangan yang baik. Penerbangan
sangatlah berbahaya jika tidak didukung oleh sistem penglihatan yang
baik. Untuk itulah, pesawat terbang dan helicopter modern memiliki
sistem visual canggih. Capung juga memiliki sistem visual teramat
canggih: ia memiliki mata mikro berjumlah keseluruhan tiga puluh ribu
buah, dan setiap mata mengarah ke titik yang berbeda. Semua informasi
dari mata-mata mikro ini diteruskan ke otak capung, yang kemudian
mengolahnya seperti komputer. Dengan sistem ini, capung memiliki
kemampuan melihat yang luar biasa.
Kemampuan manuver capung lebih unggul dari yang dimiliki helikopter.
Misalnya, dengan satu manuver cepat di menit terakhir, capung berhasil
menyelamatkan diri dari truk yang datang dari arah berlawanan. Bahkan
capung mampu meloloskan diri dari dua bahaya, yakni ketika ia harus
menghindar dari menabrak kaca depan mobil yang sedang melaju ke arahnya
dan harus lolos dari burung yang memburunya. Ia berhasil menyelamatkan
diri dengan satu manuver cerdas.
Satu permasalahan yang dihadapi
pilot, yang seringkali harus melakukan manuver, adalah bahwa setelah
suatu manuver, pilot mengalami kesulitan dalam menentukan posisi pesawat
relatif terhadap permukaan bumi. Jika pilot kebingungan menentukan
posisi bagian atas dan bawah pesawat setelah melakukan manuver, maka
pesawat ini dapat mengalami kecelakaan. Para teknisi telah mengembangkan
suatu alat untuk mengatasi hal ini, yakni giroskop. Alat ini menunjukan
pilot pada garis horisontal yang menandakan posisi horison. Pilot
membandingkan garis horisontal ini dengan horison sesungguhnya, dan
dengan demikian ia dapat menentukan posisi pesawat dengan cepat. Selama
jutaan tahun, capung telah memakai perlengkapan yang mirip dengan yang
dikembangkan oleh para teknisi ini. Di depan mata capung terdapat garis
horisontal maya pada posisi tetap. Tak menjadi masalah, pada sudut
berapa pun ia terbang, ia selalu memposisikan kepalanya sejajar dengan
garis horisontal ini.
Ketika posisi tubuh capung berubah selama penerbangan, rambut-rambut di
antara badan dan kepalanya menjadi terangsang. Sel-sel saraf pada akar
rambut ini mengirimkan informasi ke otot-otot terbang capung tentang
posisinya di udara. Hal ini memungkinkan otot-otot tersebut secara
otomatis mengatur jumlah dan kecepatan gerak sayap. Dengan demikian,
dalam manuver paling sulit sekalipun, capung tidak pernah kehilangan
arah atau kendali. Sistem ini sungguh merupakan suatu keajaiban teknik.